Jumat, 11 Maret 2016

Tugas psikoanalisis (tugas 1)

Diposting oleh Unknown di 00.21


Pengertian Terapi Psikoanalisis

Teori psikoanalisis muncul pada tahun 1896 di temukan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan suatu pandangan baru tentang manusia, dimana ketidaksadaran memainkan peran penting. Teori psikoanalisis di temukan dari praktek dalam usaha menyembuhkan pasien-pasien histeria.
Psikoanalisis adalah terapi klasik, jangka panjang, dan berorientasi tilikan. Tujuannya adalah mengubah kepribadian mayor dengan cara mengidentifikasi dan memodifikasi (“menyelesaikan”) konflik-konflik nirsadar dengan asosiasi bebas, menganalisis transferensi dan resistensi serta interpretasi mimpi. Tujuan terapi psikoanalisis lainnya adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien dan fokus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak. Terapi psikoanalisa yang dikembangkan untuk menjelaskan personaliti dan perilaku terkait dengan keinginan bawah sadar dan konflik. Personaliti terdiri dari id (yang mengarahkan individu pada kenyamanan), ego (yang menengahi antara keinginan internal dan realita), dan super ego (dikembangkan dari standar moral dan social yang ditanamkan oleh orang tua).

A. Konsep-konsep utama terapi psikoanalisis
1. struktur kepribadian
· id
· ego
· super ego
2. pandangan tentang sifat manusia
· pandangan freud tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik
3. kesadaran & ketidaksadaran
· konsep ketaksadaran
4. kecemasan
· adalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk berbuat sesuatu
Fungsinya adalah memperingatkan adanya ancaman bahaya
3 macam kecemasan :
Ø  Kecemasan realistis
Ø  Kecemasan neurotic
Ø  Kecemasan moral

B. Tujuan terapi Psikoanalisis
· Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan
membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien
· Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak

C. Fungsi dan peran Terapis
· Terapis / analis membiarkan dirinya anonym serta hanya berbagi
sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan
dirinya kepada teapis / analis
· Peran terapis :
Ø Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis
Ø Membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar dan menafsirkan
Ø Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan
klien
Ø Mendengarkan kesenjangan-kesenjangan dan pertentanga
pertentangan pada cerita klien

D. Pengalaman klien dlm terapi
· Bersedia melibatkan diri kedalam proses terapi yang intensif dan
berjangka panjang
· Mengembangkan hubungan dengan analis / terapis
· Mengalami krisis treatment
· Memperoleh pemahamn atas masa lampau klien yang tak disadari
· Mengembangkan resistensi2 untuk belajar lebih banyak tentang diri
sendiri
· Mengembangkan suatu hubungan transferensi yang tersingkap
· Memperdalam terapi
· Menangani resistensi-resistensi dan masalah yang terungkap
· Mengakhiri terapi

E. Hubungan terapis dan klien
· Hubungan dikonseptualkan dalam proses tranferensi yg menjadi inti
Terapi Psikoanalisis
· Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan pada terapis “
urusan yg belum selesai” yang terdapat dalam hubungan klien dimasa
lalu dengan orang yang berpengaruh
· Sejumlah perasaan klien timbul dari konflik-konflik seperti percaya
lawan tak percaya, cinta lawan benci
· Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan kembali konflik
masa dininya yang menyangkut cinta, seksualitas, kebencian,
kecemasan dan dendamnya
· Jika analis mengembangkan pandangan yang tidak selaras yang berasal
dari konflik-konflik sendiri, maka akan terjadi kontra transferensi

F. Teknik dasar Terapi Psikoanalisis
1. Asosiasi bebas
adalah Asosiasi Bebas merupakan teknik utama dalam psikoanalisis. Terapis meminta klien agar membersihkan pikirannya dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari, serta sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikiran. Cara yang khas adalah dengan mempersilakan klien berbaring di atas balai-balai sementara terapis duduk di belakangnya, sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat-saat asosiasinya mengalir dengan bebas (Corey, 1995).
Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitandengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan katarsis. Katarsis hanya menghasilkan perbedaan sementara atas pengalaman-pengalaman menyakitkan pada klien, tetapi tidak memainkan peran utama dalam proses treatment (Corey, 1995).
2. Penafsiran
Adalah Penafsiran merupakan prosedur dasar di dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi, dan transferensi. Caranya adalah dengan tindakan-tindakan terapis untuk menyatakan, menerangkan, dan mengajarkan klien makna-makna tingkah laku apa yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi dari penafsiran ini adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut. Penafsiran yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam bawah sadar pada diri klien (Corey, 1995)
3. Analisis Mimpi
Analisis mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkap alam bawah sadar dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang direpres akan muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa mimpi merupakan "jalan istimewa menuju ketidaksadaran", karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Beberapa motivasi sangat tidak dapat diterima oleh seseorang, sehingga akhimya diungkapkan dalam bentuk yang disamarkan atau disimbolkan dalam bentuk yang berbeda (Corey, 1995).
Mimpi memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isimanifes. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik,dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar (yang merupakan isi laten) ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya. Sementara tugas terapis adalah mengungkap makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi manifes. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk mengungkap makna-makna yang terselubung (Corey, 1995).
4. Analisis dan Penafsiran Resistensi
Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada dibalik resistensi sehingga dia bias menanganinya
5. Analisis dan Penafsiran Transferensi
Adalah teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi dalam terapi dan memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat-sifat dari fiksasi-fiksasi, konflik-konflik atau deprivasi-deprivasinya, serta mengatakan kepada klien suatu pemahaman mengenai pengaruh masa lalu terhadap kehidupannya saat ini (Corey, 1995).

 Referensi:
Indryawati.staff.gunadarma.ac.id
Tomb, David A. Buku Saku Psikiatri Edisi 6.
Naisaban, Ladislaus. Para Psikolog Terkemuka Dunia.
Corey, Gerald. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4. Semarang: IKIP Semarang Press.

0 komentar:

Posting Komentar

 

assalammualaikum Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review